Laman

Jumat, 22 Mei 2015

Artikel I: Logotherapy (Victor Emil Frankl)

Kali ini saya ajak pembaca sekalian untuk membahas tentang Logoterapi dari Victor E. Frankl...........

Lahir di Wina, Austria pada tanggal 26 Maret 1905, beliau adalah seorang neurlog dan psikiater asal Austria. Fankl adalah pencipta dari Logoterapi dan Analisis Eksistensial. Secara harfiah kata “logo” berasal dari bahasa Yunani “logos” yang berarti makna atau meaning dan juga “rohani”. Adapun kata “terapi” berasal dari bahasa Inggris therapy yang artinya penggunaan teknik-teknik menyembuhkan dan mengurangi suatu penyakit. Jadi, logoterapi artinya penggunaan teknik untuk menyembuhkan dan mengurangi atau meringankan suatu penyakit melalui penemuan makna hidup.

Dalam bukunya yang berjudul "Man's search for meaning", Frankl menceritakan pengalamannya sebagai seorang tahanan kamp konsentrasi Nazi, istri serta kedua orang tuanya tewas dalam kamp tersebut, hanya Frankl dan saudara perempuannya saja yang selamat dari Holocaust, dalam penderitaanya di kamp-kamp konsentrasi ia merasa bahwa dalam situasi yang paling absurd, tersiksa, dan mendehumanisasikan sekalipun kehidupan tetap saja bermakna bahkan penderitaan yang dialaminya pasti bermakna. Kesimpulan tersebut yang kini menjadi dasar kuat bagi pemikiran dari Logoterapi. Frankl juga salah seorang tokoh utama dari terapi Eksistensial. 

Prinsip dan Konsep Dasar Logoterapi

Pandangan Frankl pada kesehatan psikologis menekankan pentingnya kemauan akan arti. Frankl berpendapat bahwa manusia harus dapat menemukan makna hidupnya sendiri, kemudian mencoba untuk memenuhinya. Mencari makna dalam hidup merupakan prinsip dasar teori Frankl yaitu, Logoterapi. Logoterapi memiliki 3 konsep dasar, yakni kebebasan berkeinginan, keinginan akan makna, dan makna hidup.
  1. Kebebasan berkeinginan, mengacu pada kebebasan manusia untuk menentukan sikap terhadap kondisi-kondisi biologis, psikologis, dan sosiokultural. Kata "kebebasan" menurut pandangan logoterapi adalah kebebasan yang bertanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan. Manusia mempunyai kuasa penuh dalam pengambilan tindakan dikehidupan mereka.
  2. Keinginan akan makna, upaya manusia dalam mencari makna hidup merupakan motivator dalam dalam kehidupannya dan bukan "rasionalisasi sekunder" yang muncul karena dorongan-dorongan naluriah. Makna hidup itu unik, karena hanya diri sendirilah yang mampu untuk memnuhinya. Frankl berpendapat bahwa kesenangan bukanlah tujuan, melainkan "akibat sampingan" dari tercapainya suatu tujuan. 
  3. Makna hidup menurut pandangan logoterapi adalah makna yang terkandung dalam dan tersembunyi dalam setiap situasi yang dihadapi oleh seseorang sepanjang hidup mereka. Menurut Frankl, makna hidup mempunyai sifat yang unik, spesifik, personal, dan berbeda dari satu orang dengan yang lainnya. 
Teknik-teknik Logoterapi

Adapun jenis teknik yang digunakan dalam Logoterapi, adalah sebagai berikut;
  • Paradoxical-intention, memanfaatkan kemampuan insani dalam mengambil jarak dan sikap terhadap keadaan diri sendiri dan lingkungannya. Teknik ini memanfaatkan kualitas insani, yaitu rasa humor. Klien dibantu untuk menyadari pola keluhannya, mengambil jarak pada keluhannya dan menanggapinya dengan cara humoristis, Tujuan dari tenik adalah mengubah sikap klien yang awalnya ketakutan menjadi akrab dengan objek yang justru ditakutinya dengan memandang segi-segi humor dari keluhannya.
  • Dereflection, memanfaatkan kemampuan transendensi diri atau upaya seseorang untuk keluar dan membebaskan diri dari kondisinya dengan cara mencurahkan perhatiannya kepada hal-hal yang positif, lebih bermakna dan berguna, lalu merealisasikannya. Diharapkan dengan menggunakan teknik ini, klien mampu untuk mengubah sikap yang semula terlalu memikirkan kesenangan diri, sekarang berkomitmen untuk melakukan sesuatu yang lebih penting baginya.
  • Bimbingan rohani, diperlukan untuk penyakit-penyakit yang tidak bisa disembuhkan, kelainan bawaan, kemandulan, kematian, dosa dan kesalahan, kecelakaan yang menyebabkan kecacatan dll. Teknik ini berperan untuk mengarahkan klien untuk berusaha mengembangkan sikap yang tepat dan positif terhadap keadaan yang tak terhindarkan tersebut. Bimbingan rohani menurut Frankl lebih berfokus pada kesehatan rohani bukan penyelamatan jiwa.
Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar