Laman

Minggu, 27 April 2014

Kesehatan Mental: Kepribadian Sehat menurut Carl Rogers dan Allport

Halo viewers!!!!
Posting ini lanjutan yang kemarin saya buat yaaah
Hem, kali ini saya mau bahas tentang teori kepribadian sehat menurut Carl Rogers dan Gordon Allport.
Tapi seperti biasa kita ambil garis besarnya aja yaah, kalo panjang-panjang juga bakal males bacanya hahaha
Oke deh check this out!!!!!!

Sebelum masuk ke pembahasan, bagi kalian yang belum kenalan sama dua orang paling berpengaruh di dunia psikologi ini, yuk kita cari tahu siapa sih mereka berdua itu??? ^0^

Carl R. Rogers 

Carl R. Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien atau Client Centered. Rogers memandang bahwa kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara psikopatologi, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah. 

Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois, 8 Januari 1902. Setelah menyelesaikan pelajaran di University of Wisconsin pada 1924 Rogers masuk Union Theological College of Columbia, disana Rogers mendapat pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama. Kemudian pindah ke Teachers College of Columbia, disana Rogers terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal psikologi klinis dengan bimbingan L. Hollingworth. Rogers mendapat gelar M.A. pada 1928 dan doctor pada 1931 di Columbia. Setelah mendapat gelar doktor Rogers menjadi staf pada Rochester Guidance Center dan kemudian menjadi pemimpinnya. Selama masa ini ibeliau dipengaruhi oleh Otto Rank, seorang psikoanalis yang memisahkan diri dari Freudian yang ortodok.

Pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk menjadi guru besar di Ohio State University. Perpindahan pekerjaannya dari bidang klinis ke bidang akademis dirasakan oleh Rogers sangat jauh berbeda. Karena itu ia membuat pandangannya dalam psikoterapi menjadi jelas dalam buku Counseling and Psychoteraphy tahun 1942. Pada tahun 1945 Rogers menjadi maha guru di University of Chicago. Tahun 1946-1957 menjadi presiden dari American Psychological Association dan meninggal dunia tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung. 

Gordon W. Allport

Menurut Allport, individu yang sehat adalah mereka yang memiliki fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar. Menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan itu juga. 

Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik yang terjadfi pada masa kanak-kanak. Sedangkan orang yang neurotis malah terikat dan terjalin erat oleh pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pandangan orang sehat adalah melihat ke masa depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. 

Gordon W. Allport lahir di Indiana, 1897. Pada tahun 1919 ia menyelesaikan pelajaran pokok Ilmu Ekonomi dan Filsafat di Harvard University. Tahun berikutnya, ia mengajar di Robbert College, Istambul dengan mata kuliah Sosiologi dan Bahasa Inggris. Tahun 1922 Allport mendapat gelar Ph.d  di Harvard University. Dari tahun 1922- 1924 ia belajar di Berlin, Hamburg, Cambridge  (Inggris). Allport menjadi guru tafsir psikologi Jerman di USA selama 10 tahun. Selain itu ia juga terpilih menjadi Presiden American Psychological Association dan The Society for Psychological Study of Social Issue dan sebagai editor Journal of Abnormal and Social Psychology selama 10 tahun juga. Karya Godon W. Allport antara lain: 
1. Studies in expressive meansurement (dengan F.E. Vernon), 1993,
2. The Psychology of radio (denan H. Cantril), 1935;
3. Personality : a psychological interpretation, 1937

Nah, sekarang kan udah pada tahu 2 tokoh diatas ini siapa. Sekarang kita bahas secara singkat tentang kepribadian sehat menurut mereka yaaaaah....


Teori Kepribadian Sehat Carl Rogers

Konsep Diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana "aku" merupakan pusat referensi setiap pengalaman. 
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu, konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
  1. Incongruence Incongruence: ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
  2. Congruence: situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).  
  • Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.
  • Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional postive regard). Di mana, ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga. 

Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers:
  1. Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individu).
  2. Medan Fenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience). Medan fenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan fenomenal itu dilambangkan atau tidak.
Rogers menemukan 5 sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh, yaitu:
  1. Keterbukaan pada pengalaman: Seseorang tidak bersifat kakudan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan baru.
  2. Kehidupan eksistensial: Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
  3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri: Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
  4. Perasaan bebas: Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih atau bertindak.
  5. Kreativitas: Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan. 
Teori Kepribadian yang Matang Gordon W. Allport

Allport membuat tujuh kriteria orang yang kepribadiannya matang berdasarkan sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat, yaitu:
  1. Perluasan Perasaan Diri: Ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan ini "partisipan otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia". Orang harus meluasan diri ke dalam aktivitas. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama.
  2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain: Allport membaginya menjadi dua yaitu; kapasitas keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) kepada orang lain. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan kesejahteraannya; hal ini sama pentingnya dengan kesejahteraan individu sendiri. Syarat lain bagi kapasitas keintiman adalah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Perasaan terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Empati timbul melalui "perluasan imajinatif" dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya. 
  3. Keamanan Emosional: Kepribadian yang sehat mampu menerima semua keadaan diri sendiri, termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif kepada kelemahan tersebut. Kepribadian yang sehat mampu menerima emosi-emosi mereka, dan juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi tersebut. Orang yang sehat kepribadiannya sabar menghadapi kemunduran-kemunduran; dan tidak menyerahkan diri pada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan subtitusi. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan-perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan-perasaan tersebut lebih baik daripada orang neurotis.
  4. Persepsi Realistis: Orang yang sehat memandang dunia secara objektif. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang lain atau situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realita sebagaimana adanya.
  5. Keterampilan dan Tugas: Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Kita juga harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya alam pekerjaan kita. Komitmen dalam orang-orang yang sehat begitu kuat sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika mereka terbenam dalam pekerjaan. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan konstinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
  6. Pemahaman Diri: Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Semakin dekat hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu juga semakin matang. Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Terdapat korelasi antara wawasan diri dengan perasaan humor, yakni tipe humor yang menyangkut persepsi tentang hal-hal yang aneh dan hal-hal yang mustahil serta kemampuan untuk mentertawakan diri sendiri. 
  7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan: Allport menyebut dorongan yang mempersatukan dengan sebutan arah (directness). Arah ini membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan atau rangkaian tujuan serta memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup. Nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan penting dalam filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama dan nilai-nilai etis.
Sekian pembahasan kepribadian yang sehat menurut Carl Rogers dan Allport, yaah niatnya sih singkat tapi, cukup panjang juga ternyata hahaha
Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki kepribadian sehat sesuai teori-teori di atas yaah :D

Sumber:
Teori Kepribadian Allport (pdf)
Teori Kepriadian Carl Rogers (pdf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar