Kali ini saya membahas sedikit tentang "Kesehatan Mental". Saya juga membahas sejarah perkembangan dan teori-teori kepribadian sehat menurut beberapa aliran: Psikoanalisis, Behavioristik dan Humanistik. Saya sih ingin buat bahasan ini menjadi lebih ringan dan gak terlalu monoton seperti yang sudah kebanyakan ada yaah.
Okee gak perlu panjang lebar yuuks kita langsung mulai aja pembahasannya....
Check This Out!!!!
Sebelum kita mengetahui konsep sehat itu apa saja, ada baiknya kita tahu dulu apa sih sebenernya arti dari sehat itu sendiri???
"Sehat adalah keadaan seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit", Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
"Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis", Menurut UU Kesehatan No.23 tahun 1992.
"Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit dan cacat", Menurut WHO (World Health Organization).
Jadi, bisa diartikan bahwa Sehat itu adalah suatu kondisi normal pada seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial, sehingga orang tersebut bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal.
Lalu, apa itu konsep sehat?????
Konsep sendiri berarti suatu kata yang bernuansa abstrak dan dapat
digunakan untuk mengelompokan ide, benda, atau peristiwa (Bruner, 1996).
Jadi, Konsep Sehat itu digunakan sebagai alat ukur kita untuk mengetahui seberapa penting menjaga kesehatan dalam kehidupan sekarang ini. Seperti makanan apa saja yg baik untuk di konsumsi, pentingnya olahraga secara terartur, dan menghindari stress berat agar tubuh kita selalu sehat.
Sejarah Perkembangan KESMEN
Sebenarnya kalo diruntut-runtut dari awal mulanya bakal panjang banget seperti yang di buku-buku. Tapi saya cuma menjelaskan sejarah perkembangannya secara singkat saja, supaya gak pusing bacanya haha
Menurut sejarah perkembangannya, gangguan mental yang terjadi dibagi atas dua kelompok besar:
- Gangguan Mental yang Tidak Dianggap sebagai Sakit
- Gangguan Mental Dianggap sebagai Sakit
Gangguan mental yang tidak dianggap sebagai sakit terjadi sekitar abad ke-17. Pada abad ini orang-orang Amerika yang terkena gangguan mental disembuhkan dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalami ritual-ritual penebusan dan penyucian. Orang-orang pada abad ini masih menganggap bahwa mereka yang terkena gangguan mental disebabkan oleh masuknya roh-roh jahat pada tubuh si pesakit. Namun, pada tahun 1692 mulailah pengaruh agama Nasrani dari imigran-imigran Eropa masuk ke Amerika, orang-orang Eropa menganggap bahwa merekayang terkena gangguan mental terkena sihir atau guna-guna. Sehingga, mereka membenci orang-orang yang memiliki kekuatan seperti itu.
Gangguan mental yang dianggap sebagai sakit terjadi pada abad ke-18, dimana pada tahun 1742 pendeta Cotton Mather mematahkan takhayul yang hidup dimasyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik sakit jiwa tersebut. Lalu, pada tahun 1812 Benjamin Rush, menjadi salah satu yang menangani masalah penanganan secara mental. Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul penanganan pasien sakit jiwa dan pada masa inilah mulai dibentuk rumah sakit yang khusus menangani pasien-pasien sakit jiwa yang disebut rumah sakit jiwa.
Teori-teori Kepribadian Sehat Menurut Tokoh-tokoh
Selanjutnya yuk kita bahas teori-teori kepribadian sehat menurut para tokoh pencetus aliran psikoanalisis, behavioristik, dan humanistik.
Aliran Psikoanalisis
Sigmund Freud menekankan kodrat kesehatan
mental manusia pada dinamika dorongan ketidaksadarannya. Freud menganggap
manusia yang sehat adalah manusia yang berhasil mengakomodasi dorongan-dorongan
ketidaksadarannya (yang bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan) kedalam realita
yang bisa diterima secara sosial. Orang yang sehat adalah orang yang mampu
memuaskan kebutuhan akan kenikmatannya tanpa harus bertolak belakang dengan
norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat. Sebagian besar teori dalam
psikologi menyebutkan persamaan ciri untuk individu yang sehat secara mental,
yaitu individu tersebut hidup disaat ini, bukan dimasa lalu.
Menurut Carl Jung, tujuan dari kepribadian yang
sehat ialah mengempiskan persona dan membiarkan yang lain-lainnya dari
kepribadian berkembang. Perbedaan antara orang-orang yang sehat dan yang tidak
sehat, yaitu orang yang tidak sehat menipu diri mereka dan juga orang-orang
lain. Orang-orang yang sehat mengetahui bilamana mereka memainkan peranan dan
juga mereka mengetahui kodrat batin mereka sendiri yang sebenarnya.
Aliran Behavioristik
Menurut aliran behaviorisme kepribadian yang sehat adalah kepribadian yang bisa merespon stimulus dengan baik. Paradigma yang dipakai untuk membangun teori
behavioristik adalah bahwa tingkah laku manusia itu dipengaruhi oleh fungsi stimulus, artinya
determinan tingkah laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi bearada di
lingkungan (Alwisol,2005 : 7). Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai
eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap
tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki,
menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari lingkungan.
Aliran Humanistik dan Abraham Maslow
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan
besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi
dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl
Rogers.
Menurut Allport, konsep diri merupakan salah satu
bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian yang sehat.
Tujuh kriteria kematangan merupakan pandangan Allport tentang sifat-sifat
khusus dari kepribadian sehat, yaitu: Perluasan Perasaan Diri, Hubungan Diri
yang Hangat dengan Orang-orang lain, Keamanan emosional, Persepsi Realistis,
Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas, Pemahaman diri, dan Filsafat Hidup
yang Mempersatukan.
Menurut Rogers, mengenai kepribadian yang sehat
yakni kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada,
melainkan suatu proses,”suatu arah bukan suatu tujuan”. Rogers memberikan lima
sifat orang yang berfungsi sepenuhnya yaitu Keterbukaan pada Pengalaman,
Kehidupan Eksistensial, Kepercayaan Terhadap Organisme Orang sendiri, Perasaan
Bebas, dan Kreativitas. Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi
sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap
perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan.
Menurut Maslow, sifat-sifat pengaktualisasi diri
adalah sifat yang akan diinginkan dan diharapkan untuk dimiliki oleh seorang
yang sehat. Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri ialah orang-orang yang baik
hati, sopan, jujur, dan penuh perhatian.
Jadi menurut aliran humanistik kepribadian yang
sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam
dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk
pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai
yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan
diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan
keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati
nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi
kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan
nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik,
manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa
lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus
berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial
menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat
manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas
manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya,
untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga
memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal.
Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai
kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Yah, lumayan singkat dan cukup jelas bukan??? Saya juga berterima kasih kepada sumber-sumber dibawah ini karena ada beberapa yang saya ambil dari sana.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar