Laman

Senin, 20 April 2015

Artikel II: Terapi Eksistensial Humanistik

Istilah humanistik dalam hubungannya dengan konseling, memfokuskan pada potensi individu untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan lingkungannya (Lesmana, 2013). 

Para psikolog menginterpretasikan eksistensialisme dalam berbagai cara, eksistensi ada sebelum esensi. Eksistensi berarti untuk muncul atau untuk menjadi, esensi mengimplikasikan substansi yang statis dan tidak dapat diubah. Eksistensialisme menetang pemisahan antara subjek dan objek.

Tujuan terapi:
  • Membantu klien untuk melihat bahwa mereka bebas dan menyadari kemungkinan-kemungkinan yang ada.
  • Membantu mereka untuk mengenali bahwa mereka bertanggung jawab atas kejadian-kejadian yang awalnya terjadi atas mereka.
  • Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat kebebasan.
Menurut May, dalam psikoterapi ia tidak menawarkan arahan-arahan spesifik untuk diikuti. Terapi eksistensial tidak mempunyai satu set teknik atau metode khusus yang dapat diaplikasikan kepada semua klien. Terapis hanya memiliki diri mereka dan kemanusiaan untuk ditawarkan.


Sumber:
  • Lesmana, Jeanette M. 2013. Dasar-dasar Konseling. Jakarta: UI-Press.
  • Feist, J & Feist, G. 2010. Theories of Personality (7th ed). New York: Mc Graw Hill.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar