Laman

Rabu, 18 Maret 2015

Artikel III: Penjelasan tentang perbedaan antara Psikoterapi dengan Konseling, Pendekatan Mental Illness dan Bentuk Utama Terapi

Apa saja perbedaan Psikoterapi dengan Konseling??

Dalam bukunya Counseling and Psychotherapy (1942), Carl Rogers menuliskan bahwa psikoterapi awalnya bersifat medispsikoanalitis lalu diubah menjadi non-medis dan non-psikoanalitis. Psikoterapi dulunya juga bisa dilakukan oleh para ahli yang tidak mempunyai latar belakang medis. Rogers (1942) melihat bahwa konseling dan terapi tidak ada perbedaan yang mencolok, keduanya sama-sama bertujuan membantu orang lain yang mempunyai masalah. Ia menyebutkan bahwa psikoterapi banyak digunakan oleh pekerja sosial, psikolog dan psikiater sedangkan konseling lebih banyak digunakan di kalangan pendidikan. 

Menurut Glading (1992, 2004) konseling adalah suatu profesi, artinya orang-orang yang melakukan konseling adalah orang yang memang mendapat pendidikan untuk melakukan konseling dan melalui proses sertifikasi serta memiliki lisensi. 

Perbedaannya dapat dikategorikan sebagai berikut:


Berbagai pendekatan Mental Illness.........

Biological 

Menurut Galton (1882-1911) sakit mental dapat disebabkan oleh keturunan atau inherited. Galton juga yang memperkenalkan konsep nature (gen) dan nurture (lingkungan). Adapun treatment awal secara biologis yaitu;
  • Insulin-coma therapy oleh Sakel (1930), yaitu pemberian dosis insulin khususnya terhadap individu penderita skizofrenia dan depresi berat.
  • Electroconvulsive therapy (ECT) oleh Ugo Cerletti dan Lucino Bini (1938), yaitu dengan memberi kejut listrik dikepala pasien sehingga memunculkan gerakan epileptik dan terapi ini masih digunakan hingga saat ini.
  • Prefrontal Lobotomy oleh Egaz Moniz (1935), yaitu dengan mengeluarkan darah dari lubang yang dibuat pada area prefrontal kepala manusia dengan tujuan untuk menghentikan perilaku menganggu.

Psychological


Penelitian untuk kasus biologis didominasi oleh bidang psikologi hingga memasuki abad ke-20, banyak penemuan menarik tentang gen dan otak. Tapi, pada awal abad ke-18 mulai banyak bermunculan sudut pandang psikologi yang disebabkan oleh kemunculan gangguan mental untuk kerusakan psikologis.

  • Franz Anton Mesmer (1734-1815) melakukan treatment untuk pasien histeria menggunakan "animal magnetism" yaitu cara relaksasi dengan membelai binatang peliharaan seperti kucing, kelinci dan anjing.
  • Jean Martin Charcot (1825-1893) melegitimasi hipnosis sebagai treatment untuk pasien histeria.
  • Breuer (1842-1929) mengatakan bahwa hipnotis digunakan untuk memfasilitasi katarsis dalam kasus Anna O. Yang dimaksud metode katarsis yaitu melepaskan ketegangan emosi dengan mengikhlaskan dan berbicara mengenai situasi yang membuat tidak nyaman. 
  • Freudian dan psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku manusia didasarkan pada ketidaksadaran. Psikopatologis merupakan kesimpulan dari konflik-konflik ketidaksadaran yang pada akhirnya akan memunculkan defense mechanism
Sociological


Pendekatan sociological mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan dan budaya tertentu. Artinya perlu ada treatment gangguan mental yang tidak hanya mencakup pendekatan biologis ataupun psikologis tetapi juga ada pengaruh proses-proses sosial yang dilatarbelakangi budaya dan situasi tertentu.

Philosophic


Carlton E. Beck (1971) menjelaskan bahwa kerangka filosofis tentang konseling yang dipaparkan terdiri dari lima perspektif yaitu:
  • Isu-isu penting dalam konseling
  • Konsep perubahan yang terjadi
  • Profil konselor
  • Pandangan etika
  • Moral serta arah baru perkembangan konseling
Bagi Carlton (1971), isu tidak pernah berubah, yang berubah adalah pandangan-pandangan kita. Perubahan dalam layanan konseling berkaitan dengan tujuan, prosedur dan tanggung jawab konselor, sehingga konselor sekolah harus memenuhi rambu-rambu berkaitan dengan persoalan etik dan moral dan merespon paradigma baru perkembangan bimbingan dan konseling. 

Isu-isu penting berkaitan dengan konseling dan psikoterapi yaitu, pertama, membedakan dua isu penting yaitu illusional issues dan elusive issues. Kedua, layanan konseling dibangun dalam kerangka filosofis teori-praktikum sebagai kontinum. Isu ini dimaknai bahwa praktik-praktik konseling berada dalam desain riset, kajian literatur dan kerangka filosof yang kongruen. 

Isu menyesatkan (illusional issues) berkaitan dengan konseling; pertama adanya pandangan bahwa ada yang terbaik antara pendekatan directive dan non directive. Kedua, pemakaian istilah diagnostik dalam konseling padahal istilah diagnostik dipakai pada seting medis. Ketiga, konseling adalah informasional-didaktik dan personal-emosional yang berimplikasi pada proses yang bersifat personal, terjadi dalam proses pengajaran, fokus pada personal yang bermasalah. 

Bertolak belakang dengan isu yang menyesatkan, ada hal-hal yang selama ini diabaikan yaitu, apakah konseling merupakan developmental educative-preventive atau remediation-adjustive-therapeutic. Persoalan ini dapat dijawab dengan mengkaji tentang konseling dan psikoterapi karena terdapat perbedaan antara konseling dengan psikoterapi terutama dalam metodologi.

Jadi, orientasi filososif dan kerangka teori memiliki peran esensial dalam profesi bimbingan dan konseling sebagai wahana dalam mendampingi dan membantu konseling (Fall, Horden and Marquis, 2004; Corey, 2005; Gladding, 2005). Setiap teori memiliki peran unik dalam memahami perilaku manusia dan praktik konseling. Sebuah teori belum tentu tepat untuk semua konseling (Galdding, 2005). Keragaman teori konseling tetap memberi kontribusi pada konseling untuk mengeksplorasi bagaimana memahami potensi, bagaimana lingkungan mempengaruhi individu, dan bagaimana perubahan yang akan dituju.

Bentuk utama terapi ada tiga...

Supportive


Suatu bentuk terapi alternatif yang memiliki tujuan menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapat suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.

Adapun tujuan dari terapi supportive yaitu:
  • menaikkan fungsi psikologi dan sosial
  • menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin
  • menyadari realitas, keterbatasannya agar diterima
  • mencegah terjadinya relaps
  • bertujuan agar melakukan penyesuaian dengan baik
  • mencegah ketergantungan terhadap terapis
  • memindahkan dukungan profesional pada keluarga
Adapun tindakan supportive yang dilakukan terapis meliputi:
  1. Menghibur, konsultasi dan menaruh simpati
  2. Penganjuran dan nasehat
  3. Memberi petunjuk untuk kehidupan sehari-hari
  4. Sugesti, manipulasi lingkungan dll
Reducative


Betujuan untuk membangkitkan pengertian pada pasien tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya, terutama yang terletak di alam sadarnya. Adapun aliran-aliran dalam psikoterapi reducative yaitu sebagai berikut;
  • Relationship Therapy (John Levy, Allen, Taft) adanya relasi antara terapis dan pasien
  • Attitude Therapy (David) adanya distorsi pada sikap pasien
  • Psychobiologic Therapy (Adolf Meyer), eksplanasi atas dasar bio-psiko-sosiologik
  • Interview Psychotherapy (Finesinger, Stanley Law) melakukan wawancara yang berkenaan dengan keadaan psikologis pasien
  • Psychologic Therapy (Carl Rogers)
Reconstructive

Menyelami alam tak sadar melalui asosiasi bebas, interpretasi mimpi, dan analisis transfersi. Tujuannya yaitu untuk merombak corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, juga perubahan perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif yang baru,

Sumber:

Lesmana, Jeanette Murad. (2005). Dasar-dasar Konseling. Jakarta: PUI.
PPT Psiokoterapi Suportif oleh lebee lyann Slideshare.com
PPT Psikoterapi dan Rehabilitasi Psikiatrik oleh Aria, Yudi dan Surya www.scribd.com
PDF Orientasi Filosofis Pendekatan Konseling; Pengaruh Eksistensialisme dalam Konseling oleh Sigit Sanyata diunduh dari staff.uny.ac.id
PPT Abnormal Psychology, 12th Edition by Kring, Johnson, Davison and Neale

Tidak ada komentar:

Posting Komentar